Satu persatu kelopak bunga pun berguguran, seiring dengan berjalannya waktu. Aku sudah menuliskan berbagai keinginan yang ingin kulewati bersama mereka yang datang padaku. Apapun. Apapun yang ingin kulakukan untuk mendapatkan senyuman mereka bersamaku. Atau sebaliknya, mendapat senyumanku bersama mereka. Sampai akhirnya kelopak bunga itu jatuh dari tempat yang seharusnya, dan saat itu lah keinginanku bersama mereka 'tercoret' dari daftar keinginanku bersama mereka.
Begitu banyak yang ingin kulakukan sampai-sampai aku tidak tahu bagaimana harus memulai. Dan pada akhirnya aku tidak melakukan apa-apa. Sampai kelopak bunga berikutnya jatuh, dan saat itu juga aku menyesal mengapa aku tidak melakukan hal-hal yang sudah kutulis itu. Dan saat kusadar, aku telah kehilangan.
Aku tahu, yang aku alami itu bukan 'kehilangan'. Tetapi hanya perasaan rindu yang muncul karena, yah, kelopak bunga yang sudah tidak berada di tempatnya, tidak bisa kembali.
Saat ini, satu dari kelopak bungaku sudah jatuh, dan layu, kemudian tak tergantikan oleh kelopak lainnya.
Kelopak bunga yang bijak.
Yang tidak banyak bicara.
Yang selalu berjibaku demi kehidupan yang baik di masa depan.
Yang selalu membantuku.
Perlahan, namun pasti, satu per satu kelopak bungaku itu pasti akan berguguran.
Kenyataan pahit, memang, tetapi itu lah takdir.
Takdir adalah jawaban terakhir dari usaha kita selama ini apabila sudah tidak ada hasil lain.
Ya, takdir.
Takdir yang menemukan, takdir pula yang memisahkan.
Apakah harus menyerah pada terakhir?
Tentu tidak.
Jikalau takdir memang mendekat, hadapi, dan tetap tersenyum.
Hal itu akan membantu menuntun kita menuju takdir lain.
Ya, tentu saja, takdir lain yang lebih baik.
Aku berusaha tersenyum.
Aku berusaha tertawa.
Walaupun dalam hati ini pedih, aku akan berusaha mengeluarkan senyum terbaikku.
Walaupun dalam hati ini menangis.
Kelopak bunga satu lagi, aku tak tahu, apakah akan jatuh juga, atau tidak.
Dan aku harap tidak pernah jatuh.
Untuk kelopak yang ini, walaupun ada beberapa orang yang melihatnya 'tidak bagus', tetap saja itu indah.
Karena apabila bunga kehilangan satu kelopaknya, maka kecantikan bunga itu akan memudar.
Dan aku tidak ingin bungaku makin memudar.
Ya, walau dalam keadaan diam, aku selalu berpikir bagaimana caranya agar bungaku tetap indah.
Agar warna bungaku tidak memudar.
Tetapi kenyataannya, aku masih harus terhentikan oleh pemikiran-pemikiran lain yang menghalangiku.
Yah, lagi-lagi bungaku memerintahkanku untuk tidak memikirkan apapun tentangnya.
Untuk yang datang, kemudian pergi.
Aku tidak punya apapun untuk diberikan selain ucapan terima kasih, dan do'a.
Semoga baik-baik saja.
Wednesday, May 4, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment